Bagaimana Nasib Kurikulum dan Guru, setelah Mentri Anies Baswedan Diganti Dengan Muhadjir Effendy ?
Info Pendidikan - Sebuah perpisahan tentu meninggalkan kesedihan tersendiri bagi siapa pun yang mengalaminya. Canda, tawa, diskusi, dan perdebatan, yang biasanya mengisi, sebentar lagi hanya akan menjadi sebuah kenangan.
Info Pendidikan - Sebuah perpisahan tentu meninggalkan kesedihan tersendiri bagi siapa pun yang mengalaminya. Canda, tawa, diskusi, dan perdebatan, yang biasanya mengisi, sebentar lagi hanya akan menjadi sebuah kenangan.
Mentri Anies Baswedan di Ganti Dengan Muhadjir Effendy |
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menjadi salah satu
menteri yang terkena reshuffle, penggantinya adalah Muhadjir Effendy. Sebagai
menteri, dirinya hanya menjalankan visi dan misi milik Presiden Jokowi.
”Saya itu pembantu presiden. Tugasnya adalah
menjalankan program-program pemerintah,” katanya seusai sertijab dengan Anies
Baswedan di gedung Kemendikbud. Guru besar
sosiologi Universitas Negeri Malang (UM) itu membeberkan, ada dua tugas utama
yang diberikan presiden kepadanya, yakni mempertajam pendidikan vokasi dan
melaksanakan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Menurut Muhadjir, program Indonesia pintar itu terkait dengan kesenjangan akses belajar. Sedangkan pendidikan vokasi terkait dengan penyediaan tenaga kerja terampil.
Sementara itu, saat disinggung soal kurikulum dan guru, Muhadjir menuturkan, tidak ada masalah berarti. Dia menyatakan akan melanjutkan program kurikulum yang saat ini sudah berjalan.
Sedangkan untuk urusan guru, Muhadjir mengatakan merupakan masalah laten di dunia pendidikan. ”Urusan guru itu masalah klasik. Terkait guru tidak tetap, kompetensi, dan kesejahteraan,” ujarnya.
Menurut Muhadjir, program Indonesia pintar itu terkait dengan kesenjangan akses belajar. Sedangkan pendidikan vokasi terkait dengan penyediaan tenaga kerja terampil.
Sementara itu, saat disinggung soal kurikulum dan guru, Muhadjir menuturkan, tidak ada masalah berarti. Dia menyatakan akan melanjutkan program kurikulum yang saat ini sudah berjalan.
Sedangkan untuk urusan guru, Muhadjir mengatakan merupakan masalah laten di dunia pendidikan. ”Urusan guru itu masalah klasik. Terkait guru tidak tetap, kompetensi, dan kesejahteraan,” ujarnya.
0 komentar