Perpustakaan perlu menyiapkan diri menghadapi era digital seperti saat ini. Adanya aplikasi atau platform seperti google, wikipedia, dan lainnya merupakan tantangan bagi pengelola perpustakaan untuk meningkatkan minat dan daya baca pengunjungnya.
Ini lantaran aplikasi-aplikasi tersebut dianggap lebih banyak memiliki koleksi dan lebih mudah diakses oleh masyarakat. "Perpustakaan tidak akan tergantikan oleh aplikasi-aplikasi tersebut jika dilihat dari segi sumber daya manusianya yaitu para pustakawan. Kuncinya pada manusia bukan pada infrastruktur. Bila pustakawan membuat dirinya hadir tidak lebih dari sekadar penyelenggara administrasi perpustakaan maka dia akan tergantikan oleh teknologi," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, Sabtu (19/3).
Pustakawan seharusnya mampu memainkan peran sebagai kurator, guru, dan inspirator serta penghubung para pengunjung perpustakaan yang baik. "Pustakawan tidak saja harus berada di perpustakaan, tidak kalah penting dari itu pustakawan harus bisa membuat ekosistem pembaca tumbuh di lingkungan itu," ujar Mendikbud.
Dia menambahkan, pustakawan mempunyai tugas tambahan untuk melek teknologi. Dunia perbukuan tidak dapat lepas dari pemanfaatan teknologi digital saat ini terutama dalam pencarian informasi. "Ini karena anak-anak kita adalah anak-anak abad 21 yang hidup di era digital," ucapnya.
Mendikbud menegaskan, perpustakaan seharusnya tidak hanya seperti gudang penyimpanan koleksi buku tapi harus menyesuaikan diri dan terus berubah terlebih di era digital. "Perpustakaan seharusnya menjadi knowledge center (pusat pengetahuan) bagi seluruh komunitas yang ada di sekitarnya," pungkasnya.
Sumber : http://jpnn.com
Sumber : http://jpnn.com
0 komentar