Kebanggaan Tersendiri Menjadi Uang Rp. 1.000 Dari Pada Menjadi Uang Rp. 100.000 Karena Merasa Besar, HebatDan Tinggi Tetapi Tidak Begitu Bermanfaat
Selamat datang di website Info Pendidikan – Dari cerita singkat dan sederhana di bawah ini mungkin dapat menginspirasi kita sebagai manusia yang berada di muka bumi ini terlebih khusus bagi kita yang telah terpanggil menjadi seorang pendidik untuk selalu berbuat baik. Silahkan simak selengkapnya :
Selamat datang di website Info Pendidikan – Dari cerita singkat dan sederhana di bawah ini mungkin dapat menginspirasi kita sebagai manusia yang berada di muka bumi ini terlebih khusus bagi kita yang telah terpanggil menjadi seorang pendidik untuk selalu berbuat baik. Silahkan simak selengkapnya :
Kebanggaan Tersendiri Menjadi Uang Rp. 1.000 Dari Pada Menjadi Uang Rp. 100.000 |
Uang kertas Rp. 1.000 dan Rp. 100.000 dibuat dari kertas yang sama dan diedarkan oleh Bank Indonesia (BI). Ketika di cetak mereka bersama
tetapi kemudian berpisah di bank karena sudah beredar di masyarakat. Lalu, 6 bulan
kemudian merekapun bertemu secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Maka merekapun ngobrol :
Uang Rp. 100.000
bertanya kepad Uang Rp. 1.000 ; " kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan
berbau amis???" Lalu uang Rp. 1.000 menjawab " karena begitu aku keluar
dari bank, trus di sambut ke tangan orang bawah dari kalangan buruh, penjajal,
penjual ikan dan di tangan pengemis".
Kemudian uang
Rp. 1.000 bertanya balik kepada uang Rp. 100.000 " kenapa kamu begitu
baru, rapih dan masih bersih ??? " uang Rp. 100.000 pun menjawab " karena
ketika aku keluar dari bank, terus aku di sambut oleh perempuan cantik dan beredarnya
pun di restorant mahal, di kompleks pasaraya mall dan juga di hotel berbintang
serta keberadaanku selalu di jaga dan jarang keluar dari dompet." Lalu uang
Rp. 1.000 bertanya lagi "pernahkah engkau berada di tempat ibadah ???"
Uang Rp. 100.000 menjawab " belum pernah" Lalu uang Rp. 1.000 berkata
lagi : Ketahuilah "walaupun aku hanya Uang Rp. 1.000 tetapi aku selalu berada
di seluruh tempat ibadah dan di tengah anak-anak yatim piatu dan fakir miskin dan
aku bersyukur kepada Tuhan semesta alam". Aku tidak di pandang sebagai sebuah
nilai tetapi adalah sebuah manfaat. Lantas, menangislah uang Rp. 100.000, karena
merasa besar, hebat dan tinggi tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini.
Semoga cerita
ini bisa memberi pengajaran kepada kita semua untuk selalu dan terus berbuat
baik
Jika bermanfaat
Silakan share di FB maupun GPlus.
Berikan saran, pendapat, kritik ataupun pertanyaan di blog ini lewat komentar
Facebook atau Google
0 komentar